Sedetik
tlah berlalu
Dan
menit esok kan terlewat
Begitu
seterusnya begitu dan begitu
Ribuan
rimba tak henti menutupi jalan
Aku
bosan. Aku bosan hidup jauh dari rumah
Jauh dari mae n ayah
Cacak,
aku jadi rindu SMP yg banyak menggores luka
Entah
aku begitu iri padanya
Mungkin
karena aku dirumah
Aku
rindu suara Honda ayah setiap aku pulang sekolah
Ak
rindu menangis karna omelan2 yang menyebalkan
Aku
rindu suasana pagi yang sunyi hanya dengan ma'e.ku saja
Aku
rindu membahagiakan mae n ayah
Aku
rindu tawa cacak saat masih jejaka
Aku
rindu sujud yang sangat istimewa di kamar
Aku
rindu mekar kuning bunga halaman rumah
Aku
rindu akan sun-nan pada ibu dan ayah tiap mau pergi sekolah
Aku
rindu duduk di depan lemari kecil bukuku
Aku
rindu ngaji tiap maghrib dengan ayah
Aku
rindu qiro'ah ayah
Aku
rindu pecel mae
Aku
rindu menbuatkan sambal ayah tiap sore
aku rindu naik sepeda biru phoenix ku
Aku
rindu kala hati kesal setiap dibangunin
Aku
rindu suara ayah dan mae setiap hari
Taukah, betapa aku aku sangat tak tahan melewatkan hari tanpa mereka
Di
pondok aku tau itu akan ku tinggakan
Aku
rindu menyapukan mae
Aku
tak tahan di pondok
rasanya aku tak bisa membiarkan rindu ini begitu saja
Aku paling tak bisa menahan rindu
Kalian
tahu kan jikalau aku ini tidak sabaran
Tapi
harus bagaimana lagi
Hidup
di dunia ini tidakahlah kekal
Yang kekal di akhirat
Jadi
tak sanggupkah kau wid menahan dan bertahan selama hidupmu saja
tak ingin kah kau bahagia di akhirat bersama mae, ayah, dan cacakmu di tempat yang penuh ridho Allah yang kekal ?
Jadi...
Apa lagi?
-Kuatkan !
Komentar
Posting Komentar