kesesuaian jiwa pada setiap partikel hidup lainya, memupuk kesetaraan frekuwensi yang terpatri di dalam hati.
dari sanalah, tumbuh keselarasan hidup dalam suka bertabur cita.
bermekarannya jiwa.
Ya, memang tiada hidup
yang pasti bahagia
dalam keseluruhannya,
selain menapaki surga.
tapi mungkinkah, kita memilih
untuk menjalani hidup dalam ketidaknyamanan ?
jika terpaksa, berarti memang itulah kehendak Pencipta
tapi jika tidak, mengapa kita harus memilihnya?
kelonggaran akan pilihan
hakikatnya juga kehendak Tuhan
sebaliknya, keterpaksaan
dalam kungkungan keadaan
adalah rela yang harus kita bayarkan
untuk kehidupan lebih Baik
yang Tuhan paksakan
sebelum berjumpa dg episode terpaksa
ijinkanlah diri ini memilih
melalui pertimbangan pikiran
dan lentera hati
jika memang tersudut dalam keadaan yang lain,
berarti itulah episode keterpaksaan
disini
kita berkawan
dengan rasa bahagia, sedih, rela, dan kecewa
tp semua itu tidak berguna
jika tidak kita landaskan dalam kerelaan berTuhan
"bersyukur dalam kebahagiaan
dan bersabar dalam kekecewaan"
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧
al anbiya 107
Komentar
Posting Komentar